Situs jejaring sosial Ask.fm ternyata jengah layanannya
sering digunakan sebagai media untuk mengolok-olok pengguna atau populer
disebut cyber bully. Saking seringnya, bahkan pemilik Ask.fm berencana untuk
menutupnya.
Ask.fm merupakan situs jejaring sosial yang fokus pada
interaksi antar penggunanya dalam bentuk tanya jawab. Buruknya, akun anonim
bisa memberikan segala komentarnya tanpa disortir.
javascript:void(0);
Hal ini yang membuat Ask.fm menjadi kontroversi, dari kasus
bullying hingga berujung bunuh diri pernah terjadi gara-gara layanan ini.
Bahkan Perdana Menteri Inggris David Cameron menyerukan aksi boikot untuk
menutup situs Ask.fm.
Ask.com pemilik Ask.fm yang dibelinya sekitar Agustus 2014,
memang tidak menutup kemungkinan arah untuk menutup layanan tersebut.
"Jawabannya adalah ya. Kami melihatnya sebagai sesuatu
yang mematikan dan kami berpikir ke arah yang signifikan," sebut CEO
Ask.com Doug Leeds, seperti dilaporkan BBC.
"Kami berada pada kesimpulan bahwa bisnis yang baik
adalah selama layanan ini membuat Anda nyaman," katanya lagi.
Sejauh ini yang dilakukan oleh pihak Ask.fm adalah melakukan
edukasi kepada pengguna mengenai penggunaan layanan dengan baik dan benar serta
bertanggung jawab, walaupun menggunakan akun anonim.
"Moto kami saat membeli perusahaan Ask.fm adalah
anonimitas dengan tanggung jawab," kata Doug.
Ask.fm didirikan dua bersaudara Ilya dan Mark Terebin pada
Juni tahun 2010. Saat itu, perusahaan rintisan ini membangun kantornya di Saint
Petersburg, Rusia, dengan jumlah karyawan hanya belasan.
Saling berbalas pertanyaan dan jawaban dengan akun anonim, sekilas
membuat Ask.fm mirip dengan Formspring. Mereka secara jelas mengakui
terinspirasi dari layanan itu.
Salah satu kasus yang membuat heboh yang melibatkan Ask.fm
terjadi di Amerika Serikat. Saat itu Clara Pugsley, tewas mengenaskan di sebuah
hutan karena bunuh diri.
Belakangan diketahui, Pugsley melakukan aksi nekat tersebut
karena tidak tahan dengan ejekan yang diterimanya dari teman sekolah di Ask.fm.