Sebelum berbagai emoji hadir, sangat sulit rasanya untuk
menginterpretasikan pesan teks. Bahkan tak jarang terjadi salah tafsir pesan karena
nada membaca yang salah.
Tapi kini, interpretasi pesan sudah tak sesulit dulu.
Berbagai emoji yang mewakili perasaan pun hadir untuk memudahkan penyampaian
pesan dan mengurangi salah tafsir. Namun ternyata fungsi emoji tak sebatas itu saja.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Match.com, emoji terbukti dapat
membuat kencan, hubungan seks, dan bahkan hubungan pernikahan menjadi lebih
baik.
Dengan jumlah sebanyak 40 juta orang Amerika yang memakai
jasa kencan online, tidak mengejutkan jika penggunaan emoji seolah menjadi
syarat wajib dalam cara mereka berkomunikasi, atau cara menggoda bahkan dalam
proses berpacaran.
Kencan online yang tadinya hanya berbasis teks pun ternyata
menyulitkan mereka menafsirkan maksud pasangan tanpa ada nada bicara dan bahasa
tubuh. Kehadiran emoji ternyata dapat mengatasi ketidakhadiran fisik dengan memberi
tanda kepada pasangan.
Survei Match.com yang dipimpin oleh seorang antropolog
biologi di Universitas Rutgers, Helen Fisher, menganalisis data dari 5.600
sampel di Amerika tentang penggunaan emoji untuk menyampaikan hasrat dan
romantisme yang dimiliki.
Hasilnya, emoji ternyata bisa berkembang menjadi perangsang
nafsu dan birahi melalui sarana digital. Sebanyak 54 persen dari lajang yang
menggunakan emoji untuk berkomunikasi ternyata memiliki lebih banyak seks
daripada 31 persen lajang lainnya yang hanya menggunakan kata-kata.
"[Pengguna Emoji] ingin membuat teks-teks mereka lebih
bersifat pribadi. Mereka tidak hanya memiliki lebih banyak seks, mereka pun
berkencan lebih banyak dan memiliki keinginan dua kali lebih besar untuk
menikah," kata Fisher.
Sebanyak 62 persen dari pengguna emoji dengan status lajang
mengaku ingin menikah. Sebaliknya, hanya 30 persen yang berstatus lajang yang
tidak ingin menikah. Pola ini ditemukan pada orang-orang dari segala usia, mulai
dari umur 20 sampai 40 tahun.
Sementara itu, penggunaan emoji jika dilihat dari jenis
kelamin tidak memiliki banyak variasi. Data menunjukkan perempuan lebih suka
menggunakan emoji dasar, seperti happy smiley faces dan kissing-lips
dibandingkan laki-laki. Sementara lelaki cenderung memilih emoji kissing face
dan heart eyes.
Selain itu, seorang perempuan yang menggunakan emoji yang
berhubungan dengan ciuman dinilai lebih mudah mencapai orgasme dengan pasangan
dekatnya. Hal ini mungkin terkait dengan keyakinan pengguna emoji yang lebih peduli
tentang menemukan pasangan yang menganggap komunikasi sebagai hal yang penting.
Emoji lainnya yang paling populer digunakan oleh para lajang
adalah ‘wink’, diikuti oleh ‘smile’ dan ‘kiss’.
Tidak hanya melalui emoji, pengguna jasa kencan online juga
menggunakan foto diri mereka untuk menunjukkan karakter pribadi. Sebuah studi
pada tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social
Psychology Bulletin menemukan bahwa avatar online dapat mengungkapkan banyak
tentang kepribadian seseorang.
Misalnya, orang yang memiliki kemampuan bersosialisasi yang
tinggi cenderung membuat avatar yang bisa mengomunikasikan kepribadian mereka,
sedangkan orang yang menyenangkan akan menciptakan avatar yang bisa menimbulkan
persahabatan dengan orang lain.
Konteks dunia digital juga dapat mengaktifkan keinginan
seseorang untuk menjadi lebih ekspresif daripada di dunia nyata karena
kenyamanan ‘bersembunyi’ di balik perangkat online.